Belum juga habis kasus narkoba yg melibatkan artis, eh muncul lagi gonjang-ganjing baru di negri ini. sepertinya bisnis di media prospeknya luar biasa. G perlu nunggu orderan, selalu saja ada sisi yg menarik dari negri ini. terlebih sisi negatif. tak ayal langsung jadi trendingtopik.
Dan kasus korupsi dugaan suap impor daging sapi menjadi pelengkap episode prahara di awal tahun politik 2013. Dan dari ke empat orang yang diamankan dini hari kemaren 30/01/2013, salah satunya adl LHI yg tak lain dan tak bukan adl presiden PKS. Sontak negri ini jadi hiruk-pikuk ramai membicarakan. Bahkan berita online tiap waktu selalu muncul judul baru dengan tema serupa.
Meski belum terbukti tersalah, karena kabar yg beredarpun masing simpang-siur sekedar statemen-statemen belaka, baik dari KPK maupun Kolega. Tapi hal ini tentu saja bagi para kader maupun simpatisan adl pukulan berat, entah telak atau enggak itu masalah persepsi. Yang pasti kasus ini telah membuat kebakaran jenggot, karena kebanyakan dari mereka berjenggot daripada berkumis. Termasuk mimin juga (meski dikit), tapi cukup gatal (g sampe kebakar) dan sedikit perlu digaruk dg sisir untuk merapihkan analisa.
Banyak Istighfar terlontar sudah pasti, (Presiden PKS gitu lho..) baik secara langsung maupun lewat ekspresi tulisan, dalam judul, isi maupun komentar. Meski tak bisa dipungkiri jika yg dg nada-nada sinis jauh lebih banyak.
Kabarnya LHI sore ini 31/01/2013 resmi mengundurkan diri dari Ketum PKS, sebelum dirinya menjadi tahanan KPK di rutan Guntur. Yang kemudian diharapkan proses hukum berjalan lancar, karena mempertaruhkan kredibilitas KPK dan integritas PKS.
Entah siapa yg memulai, ada guyonon di kalangan santri, bahwa kenapa Depag(nama dulunya) adl lmbaga negara terkorup, tak lain karena orang2nya tau bagaimana cara bertobat yg benar. (teet) Peringatan, kalimat tersebut hanyalah guyonan, tidak perlu dipraktekkan atau parahnya sebagai pembenaran tindakan. Tapi mungkin maksud yg ingin disampaikan adalah sindiran terhadap para kaum agamawan yg terlibat kasus korupsi agar sadar diri pada posisi.
Bisa-bisa saja untuk mengaburkan, dengan melontarkan statemen: "..hanya oknum, masih banyak yg lebih baik..". Oknum emang bukan lembaga, tapi menilai lembaga dilihat dari bagaimana oknumnya. kan jaman kita masih di SD selalu diajarkan peribahasa "nila setitik rusak susu sebelanga". Nah loh.. masih saja sebel+belagu? tar jadinya malah beneran sebelanga. Kalo untuk yg lain mungkin bisa kompromi, tp untuk yg berasas Agama (Islam), ini memiliki efek domino sebagaimana yg dipersepsikan media kepada masyarakat awam, jika pucuk pimpinannya aja begono gimana dg kadernya?.
Terkadang kita rindu akan janji2 reformasi, yg belakangan hanya tinggal lagu nostalgia. sepertinya sudah tak ada lagi yang pantas dipercayai. Ibarat PAN tak lagi bersinar seperti saat dipimpin Amin Rais, dan PKB yg mulai mengendur sepeninggal Gus Dur. Idealisme mereka perlahan hancur digerogoti rayap-rayap dari dalam. Jika mau melihat track record partai2 politik sekarang ini, mana ada yg benar2 bersih-sih, sih? Sedangkan para atasan mereka punya indikasi terlibat (skandal) korupsi yg kebenarannya menunggu untuk dibuktikan. Anas (demokrat) dengan Hambalang, Surya Darma Ali (PPP) dengan penyelenggaraan Haji, Muhaimin (PKB) dengan transmigrasi, Ical (Golkar) dengan Pajak dan Lapindonya, dan juga Partai lainnya yg belum lg para kroco2 dibawahnya yg tak terendus media. Lalu Apakah Kemudian Gerindra? Bagaimana dengan Isu Pelanggaran HAM '98?? Atau Nasdem si barisan sakit hati yang pecah kapal sebelum perang?? Jadi Kesimpulannya, "tak ada Gisel yang tak keriput". bukan keriput dalam arti keren,seksi dan putih lho.. tapi maksud sebenarnya rapuh namun berlagak tangguh. #gading.
Kalau sudah begini siapa lantas yg mo dijadiin pembantu(wakil) kita? masa bodoh? ato pilih golput aja? tar yg ada malah kita ngasih peluang pembantu2 busuk menggerogoti kekayaan kita sbg majikan mereka?
Yah, paling tidak harus ada ikhtiar bertabayyun terhadap segala isu yg menyeruak. jgn sampai terlalu mainstream tingkat ekstrim, sehingga hati bahkan matapun buta akan fakta. Karena bisa jadi ada Lobster di balik karang-mengarang para mafia. Ada benarnya idiom yg dilontarkan karakter bang Ali dlm sinetron Islam KTP "ada rahasia dibalik rahasia". Skenario Tuhan pasti lebih baik dari skenario manusia. Wallahualam.
Jayalah Negriku.!
-ɯɐɯn 180° -
Dan kasus korupsi dugaan suap impor daging sapi menjadi pelengkap episode prahara di awal tahun politik 2013. Dan dari ke empat orang yang diamankan dini hari kemaren 30/01/2013, salah satunya adl LHI yg tak lain dan tak bukan adl presiden PKS. Sontak negri ini jadi hiruk-pikuk ramai membicarakan. Bahkan berita online tiap waktu selalu muncul judul baru dengan tema serupa.
Meski belum terbukti tersalah, karena kabar yg beredarpun masing simpang-siur sekedar statemen-statemen belaka, baik dari KPK maupun Kolega. Tapi hal ini tentu saja bagi para kader maupun simpatisan adl pukulan berat, entah telak atau enggak itu masalah persepsi. Yang pasti kasus ini telah membuat kebakaran jenggot, karena kebanyakan dari mereka berjenggot daripada berkumis. Termasuk mimin juga (meski dikit), tapi cukup gatal (g sampe kebakar) dan sedikit perlu digaruk dg sisir untuk merapihkan analisa.
Banyak Istighfar terlontar sudah pasti, (Presiden PKS gitu lho..) baik secara langsung maupun lewat ekspresi tulisan, dalam judul, isi maupun komentar. Meski tak bisa dipungkiri jika yg dg nada-nada sinis jauh lebih banyak.
Kabarnya LHI sore ini 31/01/2013 resmi mengundurkan diri dari Ketum PKS, sebelum dirinya menjadi tahanan KPK di rutan Guntur. Yang kemudian diharapkan proses hukum berjalan lancar, karena mempertaruhkan kredibilitas KPK dan integritas PKS.
Entah siapa yg memulai, ada guyonon di kalangan santri, bahwa kenapa Depag(nama dulunya) adl lmbaga negara terkorup, tak lain karena orang2nya tau bagaimana cara bertobat yg benar. (teet) Peringatan, kalimat tersebut hanyalah guyonan, tidak perlu dipraktekkan atau parahnya sebagai pembenaran tindakan. Tapi mungkin maksud yg ingin disampaikan adalah sindiran terhadap para kaum agamawan yg terlibat kasus korupsi agar sadar diri pada posisi.
Bisa-bisa saja untuk mengaburkan, dengan melontarkan statemen: "..hanya oknum, masih banyak yg lebih baik..". Oknum emang bukan lembaga, tapi menilai lembaga dilihat dari bagaimana oknumnya. kan jaman kita masih di SD selalu diajarkan peribahasa "nila setitik rusak susu sebelanga". Nah loh.. masih saja sebel+belagu? tar jadinya malah beneran sebelanga. Kalo untuk yg lain mungkin bisa kompromi, tp untuk yg berasas Agama (Islam), ini memiliki efek domino sebagaimana yg dipersepsikan media kepada masyarakat awam, jika pucuk pimpinannya aja begono gimana dg kadernya?.
Terkadang kita rindu akan janji2 reformasi, yg belakangan hanya tinggal lagu nostalgia. sepertinya sudah tak ada lagi yang pantas dipercayai. Ibarat PAN tak lagi bersinar seperti saat dipimpin Amin Rais, dan PKB yg mulai mengendur sepeninggal Gus Dur. Idealisme mereka perlahan hancur digerogoti rayap-rayap dari dalam. Jika mau melihat track record partai2 politik sekarang ini, mana ada yg benar2 bersih-sih, sih? Sedangkan para atasan mereka punya indikasi terlibat (skandal) korupsi yg kebenarannya menunggu untuk dibuktikan. Anas (demokrat) dengan Hambalang, Surya Darma Ali (PPP) dengan penyelenggaraan Haji, Muhaimin (PKB) dengan transmigrasi, Ical (Golkar) dengan Pajak dan Lapindonya, dan juga Partai lainnya yg belum lg para kroco2 dibawahnya yg tak terendus media. Lalu Apakah Kemudian Gerindra? Bagaimana dengan Isu Pelanggaran HAM '98?? Atau Nasdem si barisan sakit hati yang pecah kapal sebelum perang?? Jadi Kesimpulannya, "tak ada Gisel yang tak keriput". bukan keriput dalam arti keren,seksi dan putih lho.. tapi maksud sebenarnya rapuh namun berlagak tangguh. #gading.
Kalau sudah begini siapa lantas yg mo dijadiin pembantu(wakil) kita? masa bodoh? ato pilih golput aja? tar yg ada malah kita ngasih peluang pembantu2 busuk menggerogoti kekayaan kita sbg majikan mereka?
Yah, paling tidak harus ada ikhtiar bertabayyun terhadap segala isu yg menyeruak. jgn sampai terlalu mainstream tingkat ekstrim, sehingga hati bahkan matapun buta akan fakta. Karena bisa jadi ada Lobster di balik karang-mengarang para mafia. Ada benarnya idiom yg dilontarkan karakter bang Ali dlm sinetron Islam KTP "ada rahasia dibalik rahasia". Skenario Tuhan pasti lebih baik dari skenario manusia. Wallahualam.
Jayalah Negriku.!
-ɯɐɯn 180° -