Wednesday, 3 July 2013

Trip and Adventure Sempu Island - (Laguna) Segoro Anakan

Sekilas gambaran tentang pulau Sempu.
Pulau Sempu, adalah sebuah pulau kecil yang terletak di sebelah selatan Pulau Jawa. Pulau ini berada dalam wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur. Saat ini Sempu merupakan kawasan cagar alam yang dilindungi oleh pemerintah. Dalam pulau ini nyaris tidak ditemukan mata air payau.

Secara geografis, Pulau Sempu terletak di antara 112° 40′ 45″ - 112° 42′ 45″ bujur timur dan 8° 27′ 24″ - 8° 24′ 54″ lintang selatan. Pulau itu memiliki luas sekitar 877 hektar, berbatasan dengan Selat Sempu (Sendang Biru) dan dikepung Samudera Hindia di sisi selatan, Timur dan Barat. Pulau Sempu dapat ditempuh dari Malang melalui Pantai Sendang Biru, dan penyeberangan menggunakan perahu nelayan, serta mendapat perijinan. (wikipedia)
***
Jum'at malem, 28juni sekitar pukul sebelas lewat tiba-tiba dapat mention dari ditanyain posisi dimana dan ane jawab aja masih di malang. Eh, kemudian lanjut sms ternyata tujuannya mo ngajakin camping ke pulau sempu, tak tangung-tanggung ngajaknya berangkat sabtu 29juni alias besok paginya kumpul jam tujuh. Meski super mendadak, okelah ane bersedia, asal perlengkapan kelompok udah siap tinggal iuran dan bawa bekal pribadi. kan kesempatan belum tentu datang dua kali.. mumpung ada yg ngajak sebelum ramadhan. kalopun ada agenda lagi pasti setelah lebaran. ah, kelamaan ya.. lagian udah terlanjur ngebet pengen kesana (segoro anakan maksudnya) karena sebelumnya udah pernah trekking ke pulau sempu tapi nggak sampe segoro anakan, ibarat penetrasi tanpa ejakulasi #eh. gimana tidak, udah jauh-jauh kesana terus capek berjalan di medan berlumpur eh, atas nama solidaritas dipaksa harus putar balik di tengah perjalanan gara-gara sikon tidak memungkinkan (melihat situasi yang udah mulai sore tanpa persiapan ngecamp ditambah kondisi fisik teman-teman saat itu yang tidak memungkinkan untuk melanjutkan).
oke, balik lagi ke cerita intinya ane sanggupi. so, karena udah larut malem, tak ada persiapan yg lebih ideal daripada tidur. tapi apa daya, kebiasaan begadang tetap buat ane insomnia. terakhir ane liat jam dinding menunjukan pukul setengah dua, mungkin setelah itu ane baru bisa tidur. alhasil ane baru bangun sesaat sebelum ada sms masuk tanyain udah bangun, spontan ane jawab mo packing, padahal baru mo mandi #eh, g mandi deh cuma cuci muka ma wudhu doank, hehe.. abis sholat langsung packing, kebetulan tas carrier punya belum tak kembalikan, jadi bisa dipake dulu. adapun barang-barang yang ikut ane packing adalah matras pinjem punyae , jas hujan, baju ganti, peralatan mandi, peralatan sholat, peralatan makan, air mineral dua botol besar. makanan (roti) termasuk hasil ngrampok lima bungkus mie instan punya . selesai packing mo sarapan beli nasi dulu gak jadi keburu disms suruh cepetan kumpul. emang sih waktu udah nunjukin pukul tujuh lewat. untung masih ada sisa roti kering kemarin langsung embat dan berangkat sambil dikantongin buat dimakan dijalan.
sebelum berangkat ke sempu kita sepakat kumpul di salah satu kosan temen yang juga ikut tepatnya di daerah jl panjaitan gang 19. setelah dicari-cari akhirnya ketemu juga, dan di sana sudah ada beberapa orang yang nunggu. dari beberapa tersebut selain wildan yang belum dateng, hanya zaki yang ane kenal sebelumnya, sedangkan lainnya bahkan kenal, lihatpun barusan. ane pikir waktu malemnya dapat info yang berangkat cowok semua, soalnya dikasih tau ma zaki ada wildan juga, eh gak taunya yang gak disebutin tuh cewek semua, ternyata dari 9 orang yang akan berangkat satu rombongan cowoknya cuma 3 orang, alias 1 berbanding 2 dengan ceweknya. sebenarnya ane sedikit terbersit ragu ketika tau hal ini, bukannya tanpa dasar tapi ane sempat underestimate dengan cewek untuk urusan petualangan seperti yang akan dilakoni ini, karena sebelumnya pernah gagal tidak sampai segoro anakan gara-gara beberapa cewek yang dengan gampang takluk dengan medan bahkan bisa dianggap penghambat laju, seperti yang ane tulis diatas. apalagi melihat bawaan mereka yang cenderung minimalis dengan tas ransel ukuran normal. cuma tenda aja yang meyakinkan bahwa perjalanan ini harus sampai di lokasi camping segoro anakan (ya karena sewanya mahal, jadi rugi kalo gak kepake). sempat juga bongkar tas carrier modifikasi ulang isi bawaan untuk ditambah masukin panci, karena yg lain udah gak muat atau gak mau, gak tau lah penting bisa kebawa buat masak air ntar.
setelah lengkap ngumpul semua, kita berangkat dengan 5 motor. trus entah bagaimana ceritanya *lupa, ane berangkat boncengan (jadi joki maksudnya) sama ani pake motornya, trus motor matic ane dibawa oki.
kita berangkat keluar dari kosan tempat kita ngumpul ke jalan veteran terus ke arah stasiun lalu ambil kanan jalur utama fly over (ambil jalur bawah) lurus menuju gadang. di jalanan yang sekitar pukul sembilan itu kondisi jalan menuju gadang lumayan padat. sebelum terminal gadang itu kita sempat isi bensin di spbu.
dari gadang tetap ambil jalur utama menuju turen melewati bululawang dan gondanglegi. dari pasar turen ikuti petunjuk arah saja yang banyak terpasang di pertigaan maupun perempatan menuju ke pantai sendang biru.
di jalan yang menuju sendang biru itulah, trek yang asik buat pengendara motor. tantangannya bukan lalu lintas yang ramai, tapi lebih pada model sirkuit naik turun plus banyak tikungan. gak jauh beda sama akses ke tempat wisata di daerah ane, pacitan. jadi hal yang demikian sudah biasa, maka ane sering di depan dijalur ini..
setelah menempuh perjalanan ±70 km dengan waktu tempuh kami sekitar 2,5 jam akhirnya sampai juga di Pantai Sendang Biru. ini loket masuknya. di belakang ini kita istirahat bentar nunggu yang lain ngumpul, untuk bayar tiket masuk bareng.
untuk tarif biaya masuknya seperti yang tertera di loket, per orang rp 7.000,- dan sepeda motor rp. 1.000,- sehingga untuk 9 orang dengan 5 sepeda motor sama dengan rp.68.000,-. berhubung ternyata satu motor si wildan dan mira yang ditungguin ternyata udah lewat dan bayar sendiri jadi tinggal bayar rp. 53.000,-
setelah masuk pantai sendang biru, untuk menuju pulau sempu harus melakukan perijinan terlebih dahulu, sehingga kami ke resort konservasi wilayah pulau sempu sekalian parkir motor di tempat penitipan yang tak jauh dari kantor itu.
di kantor tersebut juga ada rombongan lain yang hendak melakukan perjalanan atau camping di pulau sempu, jadi harus sabar antri. setiap rombongan/kelompok sebelum secara formalitas melakukan pendaftaran perijinan dengan mengisi formulir dan membayar biaya administrasi, pasti ditanyai dulu darimana dan siapa ketua kelompoknya yang nantinya akan bertanggung jawab serta berapa anggotanya. kemudian dapat breafing dari petugasnya ya menurut penilaian ane kesannya justru memberi doktrin negatif dengan menakut-nakuti calon pengunjung yang ujung-ujungnya vulgar dengan menjual jasa pemandu. entahlah, mungkin itu kerja sampingan untuk cari ceperan dari mereka atau benar-benar tulus untuk menghindari hal-hal yang tidak dininginkan, misalnya kesasar.
beruntung dari kami ada yang udah pernah kesini yakni si wildan dan ane meski nggak sampe segoro anakan sih (tapi gak usah dibilangin) sedikit banyak hapal jalur utamanya. modal pasang wajah yakin aja sehingga tidak terpengaruh rayuan sewa jasa pemandu, toh ini kan pas weekend jadi jalannya pasti ramai dan ntar kalo bingung bisa tanya-tanya orang yanmg ditemui di jalan. setelah mantap berangkat tanpa pemandu, langsung registrasi ngisi formulir dan biaya administrasi untuk dua hari satu malam (menginap) sebesar rp. 30.000,-.
ini peta pulau sempu serta lokasi-lokasi yang bisa dikunjungi. untuk yang akan jadi tujuan kita kunjungi adalah segoro anakan
oiya, tepat di sebelah kantor tersebut terdapat penyewaan sepatu khusus anti licin spesialis medan sempu dengan karakteristik alas sepatunya memiliki pol dan terbuat dari karet. untuk dapat memakainya selama di pulau sempu dipatok harga rp.10.000,-, tetapi jika meminjamnya udah ditengah-tengah pulau sempu biasanya ada yang menawarkan dari pemandu seharga rp. 30.000,-. berhubung ane udah bawa sepatu gunung sendiri meski bukan berbahan karet jadi gak perlu nyewa. 
setelah dapat ijin sebenarnya kita udah bisa langsung menyeberang ke pulau sempu, akan tetapi waktu udah dzuhur, jadi tanggung jika tidak sholat terlebih dahulu. sehingga kami memutuskan untuk sholat dzuhur sekalian dijamak dengan asar buat jaga-jaga jika sampai segoro anakannya udah malem. karena perut lumayan sedikit kosong hanya terisi beberapa potong roti sejak pagi, jadi makan dulu dari pada waktu jalan tar kelaperan. sekalian mumpung masih di sendang biru (ada toilet) sekalian dimanfaatkan untuk membuang sisa makanan di perut agar selama di sempu aktivitasnya gak terganggu acara kebelet.
oiya sebelum menyeberang juga, kita sempatkan beli ikan di TPI yang ada di sebelah pantai sendang biru, buat nantinya bakar-bakar. kan udah bawa arang n spirtus. akhirnya kita beli dua jenis ikan tongkol dan bandeng masing-masing 2ekor 1kg seharga.
setelah semuanya siap, langsung ke pantai mencari perahu yang bersedia mengantar sampai teluk semut. dan mudah sekali untuk mendapatkannya, karena begitu ke pantai langsung ada yang nawarin jasa penyeberangan.
biaya naik perahu motor untuk menyeberang sampai ke teluk semut untuk satu rombongan  rp. 100.000,- biasanya maksimal 10orang sudah termasuk penjemputan (PP). ane kirain tarifnya naik seiring naiknya harga solar, ternyata masih sama waktu ane kesini dua bulan sebelumnya juga segitu.
perahu motor yang kami tumpangi ini nomor perahunya "06" seperti yang tertera pada salah satu tiang perahu termasuk nomor hp pengemudinya dicatat supaya mudah dihubungi saat balik.
selama menyeberang kurang menantang rasanya kalo gak duduk di anjungan dek perahu.
sambil memfoto juga difoto (sedikit autis)
padahal yang lain biasa saja.. menikmati perjalanan naik perahu.
oke, kira-kira 5 menit penyeberangan menggunakan perahu motor sampai juga di teluk semut yang dikelilingi tanaman mangrove dan kita turun dari perahu di sini..
ini pos yang ada di teluk semut bisa dipakai istirahat sesudah melakukan trekking sambil menunggu jemputan perahu. bagi yang akan berangkat, disinilah start untuk melakukan petualangan di medan yang sesungguhnya.
tanpa menunggu lama langsung trekking jalan kaki dengan jarak 2,4 km. di sana banyak sekali jalur setapak yang bercabang, tapi pada intinya muaranya sama asal mengikuti jalur utama yang paling lebar. jalur-jalur kecil di sekitar jalur utama tersebut terbentuk lantaran jalur utama medannya dianggap cukup ekstrim karena cenderung makin berlumpur akibat intensitas dilewatinya tinggi. jadi gak usah takut kesasar, kalo pengen cari aman ya ikutin aja jalur utama, gak usah terlalu bereksperiman dengan jalur, tapi ya resikonya akan lebih berlumpur.
oiya sampe lupa, sambil jalan dan sesekali istirahat, ane kenalin nih temen-temen ane satu rombongan.. cekidot.!
Tyas Siska (kiri) & Mir'atul Fauziah (kanan)
Ani Rahma
Rosiana Izzul Azmi
Zia Rossanieldha Koto
Afifah Puji Hastuti
Wildan Hasbi Ashshidiqi
Zaqi A Rahman
dan ini yang terakhir ane sendiri gan.. lumayan cukup berat sih bawaan ane, selain bawaan wajib tas carrier kapasitas 60 liter yang full plus ditambah satu botol air mineral, juga mesti membawa dua plastik kresek yang satu berisi sandal (warna merah) dari temen-temen yang udah berlumpur, dan plastik kresek satunya berisi ikan 2kg (warna putih) termasuk tas kain yang entah apa isinya lupa dengan bantuan ranting yang masih kokoh dipakai untuk memanggulnya...
Muhamad Khairul Umam
kondisi jalan/medan yang kita lalui berlumpur dan licin, hal ini disebabkan tanahnya sulit menyerap air meski hujan disana terakhir 2 hari sebelum kita ke sini. kelihatan air masih menggenang dibeberapa tempat.
medannya yang berlumpur kayak gini membuat sandal biasa tak lagi berjasa.. karena lumpur akan masuk dan naik ke permukaan sandal yang membuatnya licin. akan lebih baik jika dilepas sekalian seperti temen-temen ini, resikonya memang lebih mudah cidera di kaki. sehingga sangat disarankan pakai sepatu lebih aman dan nyaman.
juga ada beberapa pohon besar tumbang yang memaksa untuk diterobos atau memutar mencari jalur lain yang lebih mudah. karena akan sangat sulit melewati apabila dengan posisi carier dipunggung terlebih seperti pada gambar yang membentuk lorong sempit.
berhubung capek istirahat dulu gan.. dan mungkin sampai tak terhitung berapa kali istirahatnya.
kondisi fisik yang lelah dengan membawa beban yang lumayan, tak jarang membuat teman-teman hilang keseimbangan dan terpeleset akibat medan yang cukup licin. dan dapat dipastikan selama perjalanan berangkat semua temen-temen pernah mengalami terpeleset bahkan berulangkali, termasuk ane sekali terpeleset justru disaat santai jalan dibelakang sambil ngobrol. adapun keberadaan akar-akar yang menjalar dan muncul ke permukaan dan juga bebatuan cukup aman dijadikan pijakan demi pijakan agar tidak terjerembab ke dalam lumpur atau bahkan juga terpeleset. selain itu ranting maupun akar yang menggantung bisa digunakan untuk pegangan, kecuali kalau semua tangannya tidak ada yang kosong alias memegang barang bawaan. oiya, jika ada potongan ranting yang tergeletak dan masih kokoh bisa dimanfaatkan ssebagai tongkat yang membantu untuk menjaga keseimbangan tubuh, tapi jangan pernah sekali-kali menebang ranting yang masih hidup karena kita harus turut menjaga kelestariannya.
kepanjangan ya, cerita perjalanannya.. sebenarnya sih gak panjang, cuman lama.. sampai tebing segoro anakan aja udah hampir gelap, padahal medannya paling sulit menurut ane. pertama: jalannya selain udah pasti licin, berkarang dan runcing-runcing apalagi untuk yang nyeker alias tidak paki sepatu atau alas kaki lain. kedua: jalurnya sempit padahal sisi kanan jurang dan tidak ada jalur alternatif (etah karena udah gelap gak liat ato emang beneran kurang tau). yang pasti tempat camp yang sebenarnya udah di depan mata jadi terasa lama dan harus agak bersabar karena jalan ekstra hati-hati. meski ane sedikit terbantu dengan pakai headlamp tetep aja lama karena yang lain gak persiapan senter..sehingga sampai lokasi camp di segoro anakan sekitar pukul enam petang. dengan kondisi cuaca yang agak mendung jadi kelihatan tambah gelap.
***
Sesampainya di segoro anakan, alhamdulillah masih dapet tempat buat mendirikan tenda. selesai bersih-bersih diri dan pakai baju ganti, kita langsung mendirikan tenda.
setelah dua tenda berdiri berhadapan, semua lansung pengen masuk tenda istirahat dan karena kondisi cuaca juga udah mulai gerimis, padahal makanan belum tersedia.
#IMO: kurangnya kordinasi yang jelas dan breafing sebelum berangkat membuat agenda juga kurang jelas. menurut ane seharusnya ada pembagian jobdes dimana pendirian tenda diserahkan pada anak cowok, lalu di saat yang bersamaan yang cewek nyiapin makan. yang ini tidak, ada yang ikut-ikutan bantu dirikan tenda dan sebagian nganggur gak jelas. ya mungkin karena kondisi kecapekan, jadi khilaf *bisa jadi
karena udah bener-bener laper, keluarin mie instan yang langsung dikremes trus ditaburi bumbu tanpa perlu dimasak buat nyemil sama juga makan 2 iris roti yang ane bawa. yang namanya di alam bebas, makan sesederhana apapun tetep nikmat, apalagi pas laper.
liat si zaki yang bikin api masak sendirian, gak tega juga. akhirnya ikut bantu juga sambil masak air buat bikin kopi.karena hujannya udah mulai turun, bikin apinya diantara dua tenda yang dibikin semacam kanopi.
meski ada yang bawa beras, supaya gak kelamaan kita nyeduh mie instan. kita buatnya dua sesi, karena pancinya cuma kecil. pertama kita buatin yang ceweknya. hmm..baik banget kan.. sementara nunggu yang ke dua buat kita sendiri, kopinya udah jadi. ane buatnya dalam wadah seukuran hitter biar kalo ada yang minta, tinggal nuang ke gelas. mie jadi dan ane ngambil cuma dikit, karena udah nyemil duluan. gak usah terlalu kenyang, yang penting udah terisi.
makan kelar, dan kopi masih banyak. hujanpun mulai turun perlahan.. tas-tas yang berada di luar tenda kita tutup pake mantel ponco agar gak kehujanan. tapi sialnya justru tenda kita yang kebanjiran (kemasukan air). meski begitu, banyak juga yang masih stay di dalam tenda bahkan tidur, entah gimana posisinya sambil jongkok ato setengah berdiri. sedangkan ane cukup berada diluar saja sambil menikmati baju yang kian basah, lalu ane pakai mantel baju entah punya siapa yang ternyata pada bagian lengannya sobek.
setelah agak reda, kita buatin parit kecil pake kayu disekeliling tenda sama zaki agar airnya ngalir. sementara wildan yang masih betah bertahan di dalam nguras tenda dengan kain lalu diperas di luar. tapi sayang, lokasi kita mendirikan tenda kurang tepat, terlalu dekat dengan tebing yang merupakan cekungan tanah dengan lapisan pasir yang cuma tipis sangat sulit untuk meresap, sehingga tenda jadi tergenang parah. ditambah dapat kiriman air dari depan maupun belakang. selain emang tenda yang satu covernya gak penuh, jadi masih bisa tembus air dari atas.
dan hujanpun terus berlanjut, kita  (ane,zaki n tyas) duduk berlindung di bawah pohon kecil (setinggi pohon cabai) dekat tenda yang di atasnya terlebih dulu dikasih mantel agar lebih teduh sambil ngobrol juga memikirkan solusi. mungkin di luar lebih nyaman dari pada didalam tenda yang tergenang. hujan yang sebenarnya tidak kita harapkan itu benar-benar lama, bahkan mungkin kita sempat sebentar-bentar terlelap di bawah rintik hujan yang tak kunjung usai sampai dini hari tersebut.
setelah timbang-menimbang dan hujan sedikit reda (masih gerimis), akhirnya kedua tenda kita pindahin ke tempat yang lebih aman (berpasir) agak ke tengah dengan cara mengangkatnya bareng-bareng setelah patoknya dilepas. dan kemudian barang-barang menyusul.
lewat pukul satu dini hari, hujan baru benar-benar reda alias alam kembali bersahabat beberapa saat setelah pindah tempat. langit terang benderang ditandai dengan munculnya bintang-bintang dan juga bulan bersinar jelas meski bukan purnama. 
saatnya buka mantel dan lepas baju yang basah, sayangnya mo ganti udah ga ada yang kering gara-gara pakaian ane dikeluarin pas nguras tenda, akhirnya pinjam jaket punya zaki dengan celana yang sedikit basah. ya lumayan lah, dari pada tidak.
untuk menghangatkan diri, lanjut dengan membuat api unggun dengan arang dan sedikit tambahan parafin sembari membuat kopi lagi dan membakar ikan tongkol dan bandeng yang kami beli di TPI sendang biru sebelum menyeberang.
setelah menikmati hangatnya kopi dan nikmatnya ikan bakar, saatnya memenuhi kewajiban sholat yang sempat tertunda maghrib dan isyak di atas matras di samping bara arang yang masih tersisa..
kira-kira pukul tiga lewat, sepertinya tubuh mengajak untuk beristirahat. meski celana masih sedikit basah, namanya juga capek, tetep bisa tidur di tenda depan, gantian dengan temen lain yang sebelumnya udah tidur duluan. biarlah yang lain masih lanjut begadang main kartu.
gak perlu waktu lama pukul lima lebih seperempat bangun dan langung ambil air wudhu pakai air laut segoro anakan kemudian sholat subuh.
berhubung masih pagi, kita menuju ke bukit belakang segoro anakan yang berupa dinding karang yang langsung menghadap samudera hindia untuk melihat sunrise. sayang awan tebal menghalangi kemunculannya. 
kalo kesini disarankan pakai alas kaki, karena karangnya runcing-runcing, ane sendiri gak pake alas kaki gan, soalnya gak bawa sendal dan sepatu ane juga basah plus kotor banget. lumayan buat refleksi telapak kaki dengan sedikit nyengir-nyengir nahan tusukan karang.
eh, banyak orang juga ternyata di sana..
dan ini daya tariknya.. hempasan ombak yang membentur dinding karang
untuk mendapatkan momen tersebut, menunggunya lumayan lama.. sabar..
dan... action.! akhirnya kena juga jepretannya..
 foto-foto yang lain..
nampak tempat ngecamp kalo diliat dari bukit belakang..
ini kalo dari samping, dua tenda kita terlihat empat baris dari kiri.
puas foto-foto di atas bukit, kita balik ke tenda buat bikin sarapan.. tapi sebelum sarapan, mumpung cuaca bagus dan matahari mulai menyinarkan panasnya ane juga yang lain bersih-bersih sepatu dan pakaian dulu yang kotor kemarin, dicuci pake air segoro anakan kemudian dijemur berjajar di atas karang sampingnya, termasuk juga pakaian yang kebasahan semalem. ada juga yang ditaruh di atas tenda.. untuk tas-tas, cukup ditaruh di atas pasir.
udah semua di jemur, langsung bikin mie instan. kalo ane cukup bakar beberapa potong sisa roti coklat yang ane bawa buat sarapan. meski gosong, tapi enak koq. apalagi di celupin ke kopi anget. pokoknya maknyus.
Sarapan udah. rasanya rugi kalo udah datang ke segoro anakan tapi gak renang.*tanggung. namanya nyempu ya mesti nyemplung. hehe.
lagian segoro anakan ini gak dalem koq. cuma sebatas pinggang aja.. buat yang g bisa renang santai aja, banyak temennya.. jadi rugi kalo gak ngambil gambar karang bolong tempat masuknya air laut dari samudra ke segoro anakan yang membentuk laguna ini.
yang ceweknya g ada yang mau ato gak berani renang, cuma asik foto-foto dan main di pasir.. tau tuh bolanya siapa yang dipake..
sementara si wildan justru asik belajar renang.. si zaki gak tau sibuk apaan di tenda.
sesuai kesepakatan kita angkat kaki dari segoro anakan sebelum dzuhur, supaya nyampai sendang biru nggak kesorean. puas-gak puas maen air, pukul sepuluh kita bongkar tenda sekalian lanjut packing. pakaian dan sepatu yang tadi dijemur pun udah kering, siap dipakai lagi.
dan sepertinya bukannya berkurang, tas carier ane justru terisi penuh sesak kembali, padahal udah dikurangi makanan dan air mineral dua botol, tapi kini diganti dengan satu set tenda dan juga alat makan. ditambah dengan satu tas plastik kresek berisi sampah (milik kita sendiri) yang ane ikatkan ke ranting supaya mudah dibawa. itu merupakan wujud tanggung jawab sosial terhadap lingkungan untuk menjaga kealamiannya, dalam hal ini untuk tidak membuang sembarangan.
*FYI, dalam perjalanan pulang ini tinggal membawa 3 botol air mineral (2 utuh, 1 tinggal setengah), satu botol ane taruh di kantong tas belakang supaya mudah diambil.
sebelum berangkat pulang tidak lupa berdoa dulu dan foto bareng. untung ada relawan yang mau diminta tolong fotoin kita. (personel lengkap)
dan. lets go..
***
kita berangkat dan pulang melewati jalur secara implisit masih sama mengikuti jalur trek utama, namun secara eksplisit sering menerobos atau zig-zag nyari mana yang menurut kita kelihatan paling mudah dilewati. mengingat malemnya hujan, pasti jalanannya lebih becek dibanding saat berangkat.
di samping tebing  segoro anakan bagus juga viewnya, menghadap langsung karang bolong. foto dulu mumpung pas di belakang dan jalurnya sepi biar gak ganggu pejalan lain yang mo lewat. soalnya di sini jalurnya cuma sempit dipake simpangan aja salah satu harus mengalah berhenti dulu.
 istirahat dulu, duduk dulu.. yang mau minum silahkan minum.
sementara yang lain jalan duluan, ane jalan belakangan,
eh baru satu langkah kaki kiri ane masuk lumpur, dan sepatunya gak bisa ditarik meski dipaksa. cengkeraman dari lumpur yang begitu kuat memaksa pakai cara tangan untuk mengevakuasi dengan  mengeruk lumpur disekeliling sepatu lalu mengangkatnya perlahan.
di tengah perjalanan (seperti yang juga ane lakukan waktu berangkat), ane copot baju buat memberi efek bantalan yang empuk pada bahu untuk menyangga tas sehingga lebih nyaman dan tidak merah-merah. selain juga karena gerah akibat berkeringat. sementara kresek berisi sampah dibawain oki (gantian), ane bawain tas selempang kecil punya wildan dan air mineral selain yang sudah ada di saku tas.
kira-kira seperempat perjalanan lagi menuju teluk semut ane dan temen-temen yang di depan istirahat sambil nungguin yang lain. lalu wildan datang nampak kepayahan karena problem pada tali penyangga tasnya yang putus lagi. lalu ane inisiatif betulin agar enak dibawa, sekalian ane minta buat bawain tukar dengan tas selempangnya.
dan tas ransel dengan kapasitas kira-kira 40liter yang bebannya udah sedikit berkurang (masih ada beras di dalam yang gak sempat dimasak) tersebut ane gendong di depan sambil ane pegangin/sangga dungan tangan untuk memindahkan beban guna menghindari hentakan yang bisa mengakibatkan talinya putus lagi. sementara carrier ane tetap ane bawa di punggung.
kira-kira posisi udah nyaman langsung jalan lagi dan cuss, ngebut. karena kalo pelan-pelan justru makin capek, ini disebabkan bawaannya berat. sempat berhenti sekali di jalan yang ada batang pohon besar melintang, karena tidak memungkinkan untuk menerobos (gak muat) terpaksa harus lepas tas satu-satu kemudian dioper. setelah itu jalan bentar dan sampai lagi diteluk semut.
sambil nunggu jemputan perahu yang udah di tepon dan temen-temen kelompok yang masih berjuang menaklukkan medan dibelakang, kita bersih-bersih dulu di air laut yang kondisinya amat keruh. tapi lumayan untuk ngilangin lumpur yang nempel di sepatu maupun celana.
kemudian tepat sesaat setelah tiga anggota terakhir tiba kira-kira pukul empat sore, kita dijemput perahu motor yang kemaren kita naikin, jadi langsung menyeberang.
saat di tengah penyeberangan pulang di selat antara pulau sempu dan pantai sendang biru ini kita disuguhkan atraksi dari 2 ekor lumba-lumba yang kebetulan lewat. suatu momen langka yang kebetulan tapi sangat disayangkan tidak sempat mengabadikan.
***
sampai di sendang biru istirahat dulu sambil minum es degan dan makan mie ayam, lumayan laper dan haus banget, dari pagi cuma makan roti bakar gosong 3 sisir dan persediaan air minum selama perjalanan pulang cuma sedikit.
 
foto lagi. background pantai sendang biru, buat kenang-kenangan. hehe..
makan sudah., langsung ke mck di samping mushola buat bersih-bersih, eh ternyata rame banget, belum lagi lama antrinya..
berhubung waktunya udah mepet maghrib, gak jadi mandi. cukup sedikit bersih-bersih di pantai. rencana mau sekalian ambil wudhu karena air di mushola habis, tapi tak tega melihat airnya yang kotor. akhirnya wudhu pake air minum. sedikit cukuplah, yang penting bisa wudhu. habis itu ganti celana dan baju kering langsung sholat dzuhur plus asar dijamak takhir.
***
tak lama setelah shalat, udah keburu gelap aja dan tiba waktu maghrib. sambil menunggu selesai azan maghrib untuk pulang, kita ambil motor daan helm di tempat penitipan. biaya penitipannya rp. 5000,-. si zia dan temannya yang rencana mo pulang duluan, akhirnya juga pulang bareng gara-gara ban motornya bocor dan harus nambal dulu. setelah semua ngumpul dan siap, langsung berangkat pulang. kali ini ane pulangnya naik motor sendirian pake matik ane sendiri, soalnya oki katanya kurang bisa melihat jelas kalo malem, jadi harus ada yang boncengin yaitu ani, tapi tasnya ane yang bawain.
awalnya sih jalan baris belakangan, tapi gak enak. yaudah langsung nyalip di depan sambil mandu yang dibelakan. jalanan yang berkelok-kelok dan naik turun serta minim penerangan jalan harus disiasati dengan memainkan lampu jauh dekat. agar jalannya gak cuma pake intuisi.
sampai di pom bensin kiri jalan udah masuk jalan raya kepanjen-lumajang, berhenti untuk isi bensin. maklumlah, motor matic sedikit lebih boros dari lainnya.. sebelum lanjut, breafing dulu kalau tar ngumpul dulu di pom bensin perempatan ITN sebelum bubar.
karena udah jalan besar lewat jalur utama seperti yang dilewati saat berangkat ane lebih milih paling belakang, yang lain biarin salip-salipan. sampai di perempatan gadang zaqi yang tepat satu baris didepan ane kasih kode belok kiri lewat sukun. oke langsung tancap gas, gak tau yang lain didepan lurus ato belok. ternyata sampai di pom bensin perempatan ITN justru paling duluan dan harus nungguin yang lain. setelah lengkap lima motor sembilan orang, tanpa upacara langsung membubarkan diri menuju rumah atau kos masing-masing. kecuali ane dan zaqi dengan formasi baru dapet tugas nganterin oki dan mira ke terminal arjosari karena harus segera balik ke surabaya buat besoknya ada kuliah. sekalian juga ngembaliin tenda.
di sini terjadi miscom, semestinya sebelum ke terminal ngembaliin tenda dulu. karena ke arjosarinya lewat kalpataru, ane pikir ngembaliinnya di doren, ternyata di ciliwung dan ane gak tau tempatnya sehingga kita terpisah. lalu ane langsung aja ke terminal, sesampainya diterminal ane keliling juga g ada. ane tunggu diluar sambil suruh hubungi oki, eh hp-nya malah dibawa mira yang sama zaki, terpaksa ane ngeluarin hp dari saku tas carier yang sebelumnya udah mati. tp untung masih bisa buat nelpon, sehingga zaki dan mira langsung nyusul ke terminal, dan kita masuk ke dalam.
bukan hal yang mudah untuk mencari bis jurusan malang-surabaya lebih dari jam sepuluh malem. mau gak mau harus nunggu.. hingga akhirnya, dapet bis juga. setelah memastikan bisnya berangkat, kita cabut dari terminal langsung ke tempat pengembaliian sewa tenda di ciliwung.
kira-kira di sana cukup lama sekitar limabelas menit karena harus dicek kondisi dan kelengkapan tenda. sempat kepikiran untuk beli stmj habis dari sana untuk memulihkan tenaga, langsung aja nyiapin dompet yang ane ambilkan dari saku tas. oke siap.
tapi ane kaget ketika sadar saku tas sisi lainnya masih terbuka, dan bercampur kecewa ketika memastikan camdig ane g ada. Pasti jatuh di terminal saat atau setelah ane keluarin hp dan tidak menutup lagi saku tasnya, karena ane yakin tidak mungkin ketinggalan di mushola sendang biru (terakhir dipakai).
sehabis dari mengembalikan tenda, tidak langsung pulang, ikhtiar dulu mencari. kan prinsipnya kalo masih rejekiny gak akan hilang. sama zaki juga ane menyisir jalan dari ciliwung ke terminal arjosari. sampai di depan terminal ane cuma lihat tempat ane tadi ngeluarin hp banyak orang, jadi kalau misalnya jatuh di sana pasti udah diambil ma orang. dan pikiran kita kebetulan sama, terus langsung masuk ke dalam menuju tempat nunggu bis tadi, nampak kantong kecil warna hitam tergeletak dengan tali yang menjulur tepat di mana kita tadi berhenti. (Alhamdulillah, ini yang namanya masih rejeki) cepat-cepat ane samperin lalu ambil dan mastiin barangnya benar dan masih utuh takutnya udah kelindas ban bis, karena posisinya di tepi aspal jalur masuk bis. Untung gak ada yang nemuin, padahal ramai orang disekitarnya, mungkin pada gak nyangka kalo ada kamera didekatnya, karena terlalu konsen nunggu bis, dan baru sadar ketika ane ambil lagi dan membukanya..
meski tak begitu berharga, jikajadi hilang bisa cotho alias sia-sia, isi foto di sempu ikut hilang. ya paling tidak tulisan ini belum tentu lahir diposting.
Jadi akhirnya, pukul sebelas lewat saya pulang ke kontrakan. yang sebelumnya mampir dulu beli stmj. sampai di kontrakan langsung mandi, kemudian sholat dan.. teparrr.......
-the end-

*FYI: total biaya yang ane keluarin untuk trip sempu kali ini ± rp.100.000,- sudah termasuk bekal, transport, makan, iuran (karcis masuk dan perijinan, penyebrangan, biaya sewa peralatan camping), dll.
*IMO: sempu memang menakjubkan dan menantang, tapi mungkin ane pikir-pikir kalo diajak lagi kesini, kecuali gratisan..
BONUS:
Share on :
3 Komentar di Blogger
Silahkan Berkomentar Melalui Akun Facebook Anda
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda
  1. cerita mungkin terlalu panjang alangkah baiknya di tulis menjadi 2 bagian..hahha, yg baca awang2en gan..

    ReplyDelete
    Replies
    1. makasih masukannya..
      mungkin tepatnya kelewat detail. hehe..
      itu sebenernya udah dibagi menjadi tiga bagian (dibatasi tanda bintang tiga). proses berangkat, selama disana, dan ketika pulang.

      Delete
  2. sipp siip sippp.. sukses..haha

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...