Sunday, 7 December 2014

Nganggo Akik

Siapa yang tidak kenal dengan batu akik, batu mulia yang satu ini emang sedang naik daun di seantero tanah air. tua muda, kaya miskin, di kota maupun desa sedang ramai orang membicarakan batu akik. Dan entah kenapa tiba-tiba jadi pengen memakai cincin akik, meski sampai sekarang saya masih bertanya-tanya tentang apa yang sebenarnya menjadi daya tarik padanya, dengan harganya yang (menurut saya) tak masuk akal, tetap aja banyak kolektor yang memburunya.
Nganggo Akik
Berawal cuma iseng jalan-jalan malam di 'roma' alias rombengan malam malang, sapa tau ada barang antik dan tertarik. Dari sekian banyak lapak yang didominasi penjual gadget second ini ternyata banyak juga yang menjajakan batu mulia akik, padahal beberapa waktu lalu di tempat tersebut baru ada dua penjual. Tentu hal ini membuat saya penasaran melihat lebih dekat barisan-barisan akik yang dijajar rapi oleh penjualnya. Akan tetapi
sama seperti halnya di kota asal saya (Pacitan) dimana banyak  akik di produksi dan dijual tidak membuat saya tertarik untuk membeli, paling-paling cuma melihat-lihat, tanya harga, tapi tak sampai tergoda untuk membeli.
Dan ternyata godaan tersebut datang dari lapak yang tidak khusus memajang memajang akik sebagai jualannya, tapi lebih banyak assesoris yang digelar tak beraturan seperti  barang-barang rongsokan. Disitulah justru saya menemukan cincin akik yang akhirnya saya beli dengan harga 30ribu dan saya pakai seperti pada gambar di atas. Batu akiknya emang bukan yang asli, tapi seperti yang saya katakan di atas, kalau saya tertarik dengan akiknya, mungkin saya sudah beli dari dulu, karena tempat saya tinggal merupakan sentra penghasil batu akik (tak apalah sementara imitasi nanti saat pulang bisa diganti dengan batu akik yang asli). Jadi yang bikin saya tertarik adalah kerangka cincinnya atau biasa disebut emban akik yang anti mainstream (entah baru lihat ato emang sebelumnya gak ada) berbentuk seperti kepala singa. Sehingga terlintas dalam pikiran saya kalau cincin ini saya pakai akan memiliki filosofi historis dari akulturasi dua daerah, yang mana akik (jika sudah saya ganti) merupakan khasanah kerajinan lokal daerah pacitan yang menjadi tempat asal saya dan kepala singa merupakan ikon dari arema (singo edan) yakni klub sepakbola kebanggaan arek malang yang mewakili tempat saya tinggal sekarang. Begitulah kurang lebih gambaran kenapa saya jadi tertarik memakai akik.
Nah, bagi anda para penggemar batu mulia atau yang penasaran dengan batu mulia jenis akik ini dimanapun berada, sudahkah anda ngakik 'nganggo akik' hari ini?
Share on :
0 Komentar di Blogger
Silahkan Berkomentar Melalui Akun Facebook Anda
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...