Saturday, 20 September 2014

Shaf Terpisah Karena Sajadah

أَقِيمُوا صُفُوفَكُمْ وَتَرَاصُّوا
”Luruskan shaf kalian dan rapatkan.” (HR. Bukhari )
Setiap menjelang sholat berjamaah, kita selalu mendengar imam mengucapkan kalimat ”Luruskan shaf kalian, karena meluruskan shaf bagian dari kesempurnaan shalat”. Meskipun tidak membatalkan shalat, kerapian (lurus dan rapat) shaf perlu diperhatikan demi meraih kesempurnaan shalat.
(Mungkin) banyak dari kita gak sadar kalo ternyata salah satu faktor yang menyebabkan longgarnya shaf ketika sholat adalah karena sajadah.Sajadah berfungsi sebagai alas untuk menjaga kebersihan ketika shalat dan juga sebagai sutrah ato pembatas shalat didepannya. Ukuran sajadah pada umumnya cukup besar karena emang didesain untuk mengcover seluruh anggota tubuh ketika melakukan sujud. Hal tersebut tentu wajar dan tidak menjadi masalah ketika dipakai untuk sholat sendiri. Akan tetapi dengan ukuran rata-rata tersebut jika digunakan secara bersama-sama dalam suatu shalat berjamaah menimbulkan jarak dalam shaf shalat. Padahal perlu dipahami bahwa sajadah bukanlah kavling shalat. Jadi, mending gak usah bawa sajadah deh, kalo mo jamaah (di Masjid). Jangan sampai gara-gara sajadah, shaf kita jadi terpisah (seperti foto di bawah ini).
Saat ini, permasalahan tidak selesai sampai di situ saja. Ketika tidak membawa sajadah, ternyata karpet di masjid-masjid sekarang memiliki motif yang sedang trend seperti sajadah juga. Akibatnya ada sebagian jamaah yang susah ketika diingatkan untuk merapatkan shaf, alasannya mengikuti persis dengan pola sajadah di karpet. *sungguh menyedihkan.
Maap pak ye, ane pake buat contoh. (ngambil foto dr kaskus)
Padahal sudah jelas tentang perintah Rasulullah SAW untuk merapatkan dan meluruskan barisan atau shaf ketika shalat.
“Sungguh luruskanlah shaf kalian, atau (jika tidak) Allah akan benar-benar menimbulkan perselisihan di antara wajah-wajah kalian.” (HR Al Bukhari dan Muslim). 
Tidak heran kalo banyak dari kita dan juga para pemimpin kita yang memiliki sifat egois sehingga tali silaturahmi (ukhuwah islamiyahnya) juga renggang. Hal ini merupakan cerminan dari barisan shalat kita yang masih terkotak-kotak sajadah. *Mikir
lalu bagaimana cara yang tepat dalam meluruskan shaf?
Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, dia berkata: “Dahulu (pada masa Nabi) salah seorang dari kami menempelkan pundaknya dengan pundak teman (di sebelah)nya dan tapak kakinya dengan tapak kaki teman (di sebelah)nya.” (HR Al Bukhari )
"Luruskan shaf kalian, jadikan setentang di antara bahu-bahu, dan tutuplah celah-celah yang kosong, lunaklah terhadap tangan saudara kalian dan jangan kalian meninggalkan celah-celah bagi syaithon. Barangsiapa menyambung shaf maka Allah menyambungkannya dan barangsiapa memutuskannya maka Allah akan memutuskannya" (HR Bukhari, Abu Dawud)
Jadi, yang dirapatkan dalam shaf bukan hanya kaki saja tetapi juga pundaknya dan untuk meluruskan adalah dengan mensejajarkan tumit. Dan agar menyambung shaf, jangan sampai menyisakan celah.
^^^
Hendaknya hal ini dimulai dari kita sendiri sebagai individu muslim untuk senantiasa istiqomah melaksanakan sunnah Rasulullah dengan cara merapatkan dan meluruskan shaf dalam shalat-shalat kita. Dan bagi pengurus atau takmir masjid ada baiknya untuk memilih menggunakan karpet yang polos ato misalnya gak pake karpet sekalipun tdak apa, yang penting menunjukkan sutrah dan suci. Keuntungan lainya selain shaf bisa rapat adalah masjid juga dapat memuat jamaah lebih banyak.
Semoga kita tidak termasuk orang -orang yang lalai. (^_^)
Share on :
0 Komentar di Blogger
Silahkan Berkomentar Melalui Akun Facebook Anda
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...