بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
Dalam perjalananpun masih mendapat ujian, ternyata pintu gerbang yang belakang dekat dengan posisi masjid dalam keadaan tertutup (khusus pejalan kaki saja yang bisa masuk). Jadi kami harus muter masuk dari gerbang depan. maklumlah, baru pertama kali jum'atan di masjid UIN ini. Ada satu hal yang membuat saya kagum dan sangat apresiated melihat fenomena dimana petugas jaga gerbang masuk UIN adalah wanita, (Subhanalloh) betapa toleransi dan kebebasan dalam beribadah dijunjung tinggi di sini. Maksudnya, dengan yang menjadi petugas jaga adalah kaum wanita, maka kaum pria yang muslim pastinya bisa leluasa menjalankan kewajibannya menjalankan sholat jum'at. Hemmm.. dalam benak saya terlintas pikiran kapan kebijakan ini tidak diadopsi kampus saya?
Sesampainya di masjid, khutbah udah berlangsung, saya langsung bergegas masuk dan mengambil posisi di lantai dua shaf depan yang masih longgar, karena lantai satu (utama) sepertinya sudah penuh.
Tapi ada yang mengganjal di hati, di sana tadi saya tidak sempat berinfaq hal ini dikarenakan di dalam masjid tepat di lokasi saya duduk tidak ada kotak amal yang diedarkan (entah saya tidak tahu atau emang tidak ada) sedangkan di luar saya juga tidak menemukan kotak amal duduk. (lagi-lagi entah saya tidak tahu atau emang tidak ada). Ah sudahlah, Dalam hati saya, akan saya kasihkan pengemis di luar saja. Dan ternyata, satu lagi yang membuat saya kagum, di sini benar-benar berbeda dengan di kampus saya yang mana banyak pengemis masuk kampus, apalagi saat jum'atan mereka bukannya ikut melaksanakan sholat jum'at, tapi bak pedagang yang buka lapak berjajar di depan pintu masuk dan keluar Masjid meminta iba para jamaah. (Astaghfirullah, semoga Allah mengampuni dosa-dosa hamba yang lemah ini. dan saya bernazar akan mengakumulasikan jatah infaq jum'at ini ke jum'at pekan, InsyaAllah )
Khutbah
"man 'amila sholihan"