Thursday, 12 March 2015

Cerita Perjalanan Bersama K.A. Tawangalun, Malang - Banyuwangi PP.

KA Tawangalun
Traveling saya kali ini adalah ke daerah banyuwangi bersama 3 kawan saya Rizqi, Wil dan, Zaki. Berhubung letaknya lumayan jauh, dengan mempertimbangkan berbagai  hal selain 'sponsor' tentunya (heuheuheu..), maka transportasi yang jadi pilihan adalah kereta api.
Satu-satunya kereta api jurusan Malang - Banyuwangi PP adalah K.A. Tawangalun yang merupakan kereta api kelas ekonomi. Meski terbilang kelas ekonomi dengan harga tiket 30ribu rupiah, namun kereta ini sudah dilengkapi fasilitas pengatur sirkulasi udara dan pendingin AC. Saya dan teman-teman berangkat dari stasiun Malang pukul 15.00, terlambat 5 menit dari jadwal seharusnya yaitu pukul 14.55. dan tiba di stasiun Rogojampi pukul 22.15 terlambat sekitar 25 menit. Meski sempat delay, namun tidak parah dan masih bisa ditolerir. Sebenarnya rute K.A. Tawangalun adalah dari stasiun Malang kota lama sampai stasiun Banyuwangi Baru. namun kami turun di stasiun rogojampi karena letaknya paling dekat dengan rumah teman saya.

stasiun persinggahan KA Tawangalun
Sebelum sampai di stasiun rogojampi, ada beberapa stasiun yang menjadi persinggahan kereta tawangalun ini. diantaranya: lawang, bangil, pasuruan, probolinggo, tanggul, rambipuji, jember, kalibaru, glenmore, kalisetail dan temuguruh. Di stasiun Bangil kereta putar arah dan berhenti sejenak sebelum melanjutkan perjalanan, di situ penumpang bisa turun sebentar untuk sekedar ke toilet atau membeli makanan dan minuman (meskipun di dalam kereta sudah ada fasilitas toilet dan juga jual makanan dan minuman). Sebelum sampai di stasiun kalibaru, kereta melewati dua buah terowongan yaitu terowongan Garahan dan terowongan mrawan.
Untuk pulang (Banyuwangi-Malang) masih dengan K.A. tawangalun, bedanya rutenya dibalik dan waktu keberangkatan dari stasiun Rogojampi pagi yaitu pukul 05.44 pagi. Berhubung rogojampi adalah stasiun transit waktu singgah sangat sebentar maka meskipun terbilang cukup pagi diusahakan harus cepat stanby di stasiun jangan sampai telat. dan untung saja kami tidak sampai telat, meski tidak sempat selfie dulu di stasiun tersebut (heuheu). Lama perjalanan juga kurang lebih sama, sempat dua kali berhenti (mengalah) karena kereta kress salah satunya dengan kereta mutiara timur dari arah berlawanan. Dan akhirnya sampai di tujuan stasiun Malang pukul setengah satu.
***
Kebetulan, ada saja cerita selama di kereta tawangalun, baik saat perjalanan berangkat maupun pulang. Yang pertama adalah saat perjalanan berangkat, dimana ada seseorang remaja yang kedapatan merokok sampai ditegur keras oleh petugas, padahal jelas-jelas peraturannya tidak diperkenankan (dilarang) merokok di seluruh rangkaian kereta api. Sayangnya pelaku tersebut tidak diberi sanksi tegas seperti yang tertera pada peraturan yaitu diturunkan dari kereta. Perilaku ngawur penumpang tersebut tentu sangat merugikan penumpang lain, sampai-sampai wisatawan asing (turis) yang kebetulan duduk dekat pelaku tersebut kesal sampai pindah tempat duduk. Hal ini tentu sangat memprihatinkan dan tidak pantas ditiru, karena hanya akan memberikan stigma negatif dari turis mancanegara tentang perilaku sebagian orang Indonesia yang suka melanggar peraturan dan tidak menghormati orang lain. Padahal budaya Indonesia yang sebenarnya adalah mengajarkan tentang kesantunan dan saling menghormati kepentingan orang lain, semoga kejadian ini tidak pernah terulang.
Saat perjalanan pulang beda cerita lagi, bukan tentang kasus orang merokok, tapi masih berkaitan dengan bau. Yap, ada yang kedapatan membawa buah durian di dalam tas bawaannya. meski tidak menimbulkan asap, tapi bagi sebagian orang aroma tersebut sangat mengganggu, bisa menimbulkan mual dan juga pusing. Memang persyaratan dan ketentuan angkutan kereta api yang tertera di balik tiket tidak menyebutkan larangan membawa buah durian secara spesifik, namun untuk barang-barang yang karena sifatnya dapat menggangu dan berbau dilarang maka seperti durian dan ikan asin dilarang.  Awalnya dari seluruh penumpang digerbong yang kami tumpangi tidak ada yang mengakui membawa buah berbau tajam tersebut. Setelah Petugas keamanannya mengancam akan melakukan sweeping terhadap seluruh bawaan setiap penumpang dan akan membuang bersamaan dengan tas ataupun kardus yang digunakan untuk menyembunyikannya, akhirnya ada seorang cewek yang mengakui. Entah sanksi apa yang diberikan, yang jelas si penumpang cewek beserta duriannya dibawa petugas ke gerbong lain dan sampai kereta berhenti di stasiun malang tidak kembali lagi ke gerbong sebelumnya.
***
Selain cerita di atas, di dalam kereta tawangalun yang memakai kursi hadap-hadapan 2-2 dan 3-3 tersebut, kami ngobrol ngalor-ngidul sambil bercanda selama perjalanan karena kami sebelumnya memang jarang ketemu dan tempat duduknya berdekatan kecuali zaki yg pesan tiket belakangan.  tapi, karena tempat duduknya masih longgar, akhirnya bisa gabung bareng. Sampai-sampai waktu tempuh perjalanan yang tidak singkat tersebut yakni sekitar 7 jam menjadi terasa tidak begitu lama bahkan sekejappun tidak sempat tidur. Ya, kalo jenuh dan terasa capek sesekali meditasi sambil foto2 seperti ini.. hehehe
Bertapa dalam Kereta
Beda lagi saat perjalanan pulang, tempat duduk kami berpencar namun tetap berdekatan. Meski capek dan mengantuk, sayang juga kalo misalnya penumpang sebangku ada yang lumayan terus dianggurin tinggal tidur.. mendingan dimodusin cieciecie.. #ColekWildan
Ada yg lagi modus, ciee...
Share on :
0 Komentar di Blogger
Silahkan Berkomentar Melalui Akun Facebook Anda
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...